السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Keputusan Majlis Fatwa Kebangsaan Malaysia
حكم احتفال المسلمين بعيد الحب (Valentine Day)
في 22-24 من نوفمبر لعام 2005م عقد مجلس الفتوى الوطني الماليزي الجلسة (71) لمناقشة حكم احتفال المسلمين بعيد الحب المعروف بـ(Valentine Day). فرأى المجلس أن الإسلام يهتم جداً بقضية التحاب والمحبة. ولا يخص يوماً معيَّناً من أجلها. فلا يوجد في الشريعة الإسلامية نص أصيل عن الاحتفال بالحب كعيد أو يوم رسمي. ولهذا، فإن المجلس يرى أن الاحتفال بعيد الحب هو احتفال يختلط به عناصر مسيحية متعارضة بالمبادئ الإسلامية ومخالفة لتعاليمها.
Sejarah Valentine’s Day tidak ada di dalam
Islam. Amalan, budaya dan hasrat perayaan ini mempunyai unsur-unsur Kristian
yang bercanggah dengan Islam.
Di dalam Islam tidak ada hari tertentu bagi
meraikan kekasih atau kasih sayang. Islam sangat menitikberatkan soal kasih
sayang dan setiap hari di dalam Islam adalah hari kasih sayang.
Islam menolak konsep kasih sayang yang terkandung dalam Valentine’s Day kerana unsur-unsur ritual keagamaan yang diamalkannya boleh menggugat akidah Islam.
Islam menolak konsep kasih sayang yang terkandung dalam Valentine’s Day kerana unsur-unsur ritual keagamaan yang diamalkannya boleh menggugat akidah Islam.
Hukum Islam jelas dalam hal melarang umatnya
meniru atau menyerupai budaya dan cara hidup orang bukan Islam. Ini berdasarkan
sebuah hadith Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda.:
من تشبه بقوم فهو منهم
“Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum maka dia
termasuk dalam kaum tersebut.” ( Riwayat
Abu Daud)
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو مردود
“Sesiapa yang mengamalkan perkara yang bukan
dari pada amalan kami maka ia akan ditolak." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Kebanyakan golongan remaja Islam hari meraikan
Valentine’s Day dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Islam. Gejala
seperti ini sekiranya tidak dibendung akan merosakkan generasi umat Islam akan
datang.
Fatwa Al-Lajnah al-Daa’imah li’l-Buhooth al-‘Ilmiyah wa’l-Iftaa’
“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:
Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.
Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara yang lali seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salafussoleh (pendahulu kita) – semoga Allah meredhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, menyambutnya baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”
Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadah untuk melaksanakan wala’ wal bara’ ( taat kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salafussoleh iaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membezakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.
Di antara keburukan menyerupai mereka adalah: mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Keburukan lainnya, bahawa dengan mengikuti mereka bererti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana mungkin dia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun dia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengikutikaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.
Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)
Ada seseorang mengatakan, bahawa dia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang obses/ taksub oleh budaya dan gaya hidup mereka.
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang remeh, tapi lebih mencerminkan penerapan nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan dalam pergaulan antara pria dan wanita (ikhtilat) sehingga ketika ini kita lihat nilai sosial mereka menjadi porak-poranda.
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahawa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami dan sebagainya, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta’ala Membalas ‘Amal Ibadah Kita.
والله أعلم
بالـصـواب